Bahkan sekaliber nabi saja punya mentor, masa kita yang masih cekak ilmunya gak butuh mentor? Betul. Nabi Musa yang merupakan salah satu nabi istimewa membutuhkan Nabi Khidir sebagai mentor. Sementara Nabi Muhammad di bawah bimbingan malaikat Jibril.
Sejatinya manusia adalah makluk sosial yang tak bisa hidup sendiri. Manusia adalah makluk pebelajar yang terus tumbuh dan berkembang. Semakin seseorang merasa tahu, semakin ia merasa tidak tahu. Ketidaktahuan inilah yang memicu dan merangsang manusia untuk terus belajar dan berkembang.
Dalam proses belajarnya terkadang manusia menemui hambatan – hambatan yang tidak mudah. Banyak manusia yang menghabiskan waktunya dalam proses trial and error. Disinilah fungsi letak pentingnya seorang mentor.
Mentor sendiri menurut bahasa kurang lebih artinya adalah seseorang yang mampu mengarahkan, membimbing, serta memberikan nasehat. Dengan kehadiran seorang mentor, seseorang dapat menghemat banyak waktu dalam belajar. Dengan pengalaman dan ilmunya, seorang mentor dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan kita dengan lebih cermat. Mentor mampu melihat dengan jeli di mana sajakah letak kesalahan kita. Dengan kata lain seorang mentor seharusnya mampu meningkatkan efektifitas dan produktifitas seseorang untuk percepatan.
Manusia biasanya lebih mampu melihat kesalahan orang lain daripada mengoreksi dirinya sendiri. Dengan adanya mentor, kita bisa melihat kesalahan kita dengan lebih gamblang. Dengan begitu kita akan terus menerus memperbaiki kualitas diri. Semua ini bertujuan agar kehidupan kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Saat ini ada begitu banyak mentor yang menyediakan waktunya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Apalagi zaman sekarang saat era digital sudah mulai merambah ke segala sendi kehidupan. Asalkan terkoneksi dengan jaringan internet kita bisa memilih mentor yang kita inginkan. Jarak yang begitu dekat membuat segalanya terasa lebih mudah untuk naik ke level yang lebih tinggi.
Ada begitu banyak mentor dengan spesialisasinya masing – masing. Misal di bidang menulis, teknologi, bisnis, religi, kesehatan dan lain sebagainya. Kita bisa memilih yang sesuai dengan kebutuhan kita. Banyak orang ingin berbisnis namun tidak tahu harus memulai dari mana. Begitu pula,banyak orang yang ingin menulis buku namun bingung caranya seperti apa. Mentor hadir untuk menjawab kebutuhan manusia yang ingin melakukan percepatan dalam mencapai tujuannya.
Mentor akan membawa kita pada komunitas – komunitas yang kita butuhkan. Dengan masuk ke dalam komunitas yang sesuai dengan tujuan mampu membantu kita tetap berada di ’jalur itu’. Komunitas amat penting untuk menjaga konsistensi pada tujuan. Sementara mentor penting untuk melihat di mana saja letak kesalahan kita. Mentor juga mampu memberi solusi dari persoalan yang kita hadapi. Dengan pengalamannya kita tidak perlu mengalami proses jatuh bangun sehingga akan terhindar dari menghabiskan banyak waktu untuk trial and error.
Mentor juga mampu membuat kita tetap rendah hati karena ia selalu bisa melihat kesalahan kita. Buang jauh – jauh pikiran bahwa kita tak butuh mentor. Dengan alasan toh ilmu bertebaran di manapun dan kita bisa mencarinya sendiri. Memang betul. Namun pemikiran seperti itu menunjukkan betapa sombongnya diri kita yang merasa mampu dan tidak butuh bantuan orang lain. Padahal sejak awal kita dilahirkan, Tuhan sudah menyediakan mentor pertama untuk kita, Ibu. Setelah itu silih berganti kita belajar dari banyak guru di tiap jenjang sekolah. Ketika meniti karier pun kita tak pernah lepas dari peran mentor. Sebagai manusia yang lemah, kita membutuhkan mata lain untuk melihat lebih jauh potensi dan kekurangan kita dengan lebih optimal. So, masih merasa tidak butuh mentor? Sekelas Einstein juga ternyata punya mentor lho!
Eh, iya. Jangan bayangkan untuk jasa seorang mentor kita harus membayar mahal. Walaupun tak dapat dipungkiri, zaman sekarang banyak orang profesional yang bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing para newbie ini. Tentu dengan tarif yang selangit. Namun sejatinya seorang mentor bisa siapa saja. Bisa jadi ia adalah tetangga, saudara atau bahkan orang tua kita. Bisa jadi mereka adalah teman kantor atau teman ngobrol kita. Bisa jadi ia adalah pasangan hidup kita. Bahkan jangan menutup mata jika sosok mentor itu ternyata anak-anak didik kita sendiri.
5 Comments. Leave new
Mentor kehidupanku banyak banget kayaknya…
Penting banget mbak. Tanpa mereka, belum tentu bisa sepeeti ini
Belajar dari siapa saja, di mana saja 😊.
Dan tidak berhenti belajar
karen aaku suka ngeblog saat ini jadinya mentor ngeblogku ya suami hehehe
Setuju mb, malah tanpa sadar ternyata anak-anak adalah mentor terhebat, mengajarkan kita tentang bagaimana tidak dendam dan mudah memaafkan