“berlomba – lombalah dalam kebaikan (Al Baqarah 148)”
Suatu hari saya terhenyak saat Ibu berkata, “Kebaikan itu candu.“ Kebaikan yang dilakukan secara spontan dan mendapat respon positif akan selalu ingin diulangi dan diulangi lagi. Apalagi jika proyek kebaikan mampu menginspirasi orang lain untuk berbuat yang sama atau bahkan lebih, wah senang rasanya kita bisa memberi manfaat bagi orang lain. Bukankah orang yang paling baik adalah yang paling banyak manfaatnya?
Sejatinya kehidupan yang singkat ini diisi dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri namun juga orang lain. Ada banyak proyek kebaikan spontan yang bisa kita latih setiap hari. Membuang sampah di tempatnya, menyisihkan batu di jalan ataupun hanya tersenyum pada orang yang kita temui. Setiap hari hendaknya kita bertanya, sudahkah kita melakukan proyek kebaikan hari ini? Jika ya, bagaimana kegiatan itu? Lebih baik dari kemarin, semakin berkurang atau bahkan sama saja? Evaluasi ini penting agar kita bisa mengukur kualitas kita.
Selain proyek spontan harian, kita seharusnya punya proyek khusus yang bisa lakukan dengan konsisten. Syukur jika proyek ini berefek viral. Dalam artian kebaikan yang kita lakukan akan diikuti oleh orang lain sehingga dampaknya akan lebih terasa. Dengan kata lain, kebaikan yang menghasilkan kebaikan lain.
Berbicara tentang proyek kebaikan membuat saya teringat pengalaman beberapa tahun yang lalu. Waktu itu saya masih mahasiswa baru. Dengan kondisi keuangan keluarga yang pas – pasan saya nekat mendaftar kuliah. Begitu diterima saya justru bingung karena harus menyetor uang gedung yang nilainya cukup fantastis untuk keluarga saya. Di saat dilanda kebingungan karena terdesak waktu pembayaran yang semakin mepet, tak disangka saya membaca sebuah proyek kebaikan yang digagas oleh sekumpulan mahasiswa ITB. Intinya mereka punya kepedulian pada mahasiswa yang kesulitan uang. Tanpa berpikir lagi saya menyurati mereka dan menceritakan kondisi saya. Dalam waktu singkat mereka membalasnya. Dalam surat itu mereka meminta maaf karena tidak bisa membantu mencari uang namun mereka memberi banyak solusi alternatif yang bisa lakukan untuk bertahan dalam kondisi ‘sulit’. Ternyata saya berhasil melampauinya sampai akhirnya saya lulus sebagai sarjana. Seandainya waktu itu saya tidak menerima surat balasan dari mereka, mungkin saya sudah menyerah. Namun ternyata kalimat motivasi mampu mendorong seseorang untuk keluar dari keterpurukan.
Kejadian itu amat berkesan dalam benak saya. Hingga suatu hari saya yang waktu itu sudah menjadi aktifis kampus dan melakukan banyak proyek kemahasiswaan, tanpa sengaja membaca di sebuah surat kabar tentang seorang calon mahasiswa yang mengalami permasalahan sama seperti saya beberapa waktu yang lalu. Tanpa pikir panjang saya menyuratinya dan mengutip kata – kata yang pernah saya dapatkan dari surat saya dulu.
Atas izin-Nya calon mahasiswa tersebut tergerak untuk tidak patah semangat dan berjuang meneruskan kuliahnya. Dan sekali lagi, motivasi itu berhasil hingga ia pun meraih sarjana.
Kejadian itu membuat saya takjub betapa ada orang – orang yang tidak saling mengenal akhirnya terhubung satu sama lain dengan semangat yang sama. Sampai saat ini kami tak pernah bertemu muka. Sepuluh tahunan yang lalu teknologi tidaklah semudah sekarang. Tidak ada fasilitas chatting atau video call seperti saat ini. Namun proyek kebaikan itu membekas di benak masing – masing.
Kebaikan berantai adalah proyek kebaikan yang mampu membuat orang lain yang telah menerima sebuah kebaikan memutuskan untuk melakukan hal yang sama pada orang lain lagi.
Memutuskan menjadi orang bermanfaat bukanlah pilihan tapi keharusan. Seharusnya otak kita tak boleh berhenti untuk berpikir kebaikan apa lagi yang bisa lakukan. Tak harus besar karena kebaikan kecil pun apabila dilakukan terus menerus akan memberi efek luar biasa dalam kehidupan kita. Nah, apa proyek kebaikan yang sudah kamu lakukan hari ini?
2 Comments. Leave new
tes
Good post. That was helpful