Ngomongin masalah koperasi membuat saya jadi teringat saat kuliah dulu. Waktu itu saya termasuk mahasiswi kategori menengah ke bawah yang tiap bayar SPP kudu megap-megap dulu. Bayarnya nggak langsung lancar kayak kran sumur bor, gitu. Hehe.. Nah, waktu acara orientasi kampus, kita dikenalkan dengan berbagai UKM (unit kegiatan mahasiswa) yang ada di dalamnya. Salah satu UKM yang menarik perhatian saya adalah UKM koperasi. Lha gimana nggak menarik, wong UKM yang lain kegiatannya suka ngabisin duit, yang ini malah menghasilkan duit. Bahkan ketika pengen masuk jadi anggota UKM yang lain saja kita musti bayar uang pendaftaran, di sini saya malah dapat doorprize. Hihi.. Yah, lumayan lah walaupun doorprizenya cuma ordner tapi seneng banget.
Emang sih, ada simpanan wajib dan iuran sukarela tapi ketika diitung-itung kok ya tetap saja menguntungkan akhirnya saya memutuskan mendaftar di UKM ini. Ada banyak manfaat di dalamnya, bukan cuma SHU tapi kita juga belajar berwirausaha. Kita bisa juga titip barang untuk dijual sesuai dengan prosedur yang disepakati.
Ketika terjun di masyarakat pun saya banyak melihat betapa anggota koperasi banyak diuntungkan dengan lembaga ini. Maksudnya yang koperasi usaha ya, bukan yang simpan pinjam. Kalo yang simpan pinjam saya nggak ngerti. Soalnya masih berusaha menjadi manusia tanpa cicilan. Ehmmm, saya masih seneng dengan gaya hidup apa adanya, sederhana rapopo yang penting gak punya utang. (Kalo yang ini murni opini pribadi, ya)
Nah, banyak masyarakat kita yang masih terjebak pada pemikiran bahwa koperasi itu identik dengan simpan pinjam, padahal kalo kita lihat sejarah awal mula bagaimana koperasi terbentuk maka kita akan paham di dalamnya sarat akan idealisme mulia dan nilai-nilai luhur. Bagaimana tidak, koperasi sebagai pelaku ekonomi dituntut mampu berperan dan mengimplementasikan azas keluargaan dalam setiap perilakunya di masyarakat. Pada akhirnya ia harus mampu menjadi penggerak roda perekonomian yang signifikan dan bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas.
Bung Hatta, Bapak koperasi Indonesia, bahkan menulis buku berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971) untuk menjawab ketimpangan ekonomi di Indonesia. Koperasi dengan asas gotong-royongnya diharapkan mampu mendorong setiap orang agar bisa bekerja secara wajar untuk memenuhi kebutuhannya. Koperasi dipandang sebagai bentuk konkret pemerataan ekonomi yang di dalamnya ada sistem bagi hasil.

Bapak Koperasi Indonesia
Koperasi sendiri berasal dari bahasa Inggris ‘co-operation’ yang berarti kerjasama. Kerjasama ini merupakan elemen penting dari koperasi dan merupakan keunggulan koperasi dibanding badan usaha lainnya. Di dalamnya ada iuran wajib dan sukarela untuk kemudian dikembangkan menjadi berbagai kegiatan usaha.
Nah, kaum milenial zaman now punya peranan penting dan merupakan potensi besar sebagai penggerak ekonomi negara. Apalagi zaman digital begini jelas butuh inovasi dan kecerdikan dalam melihat peluang-peluang ekonomi yang baru. Dengan adanya koperasi yang lebih mementingkan kesejahteraan bersama sangat cocok dengan karakteristik generasi milenial yang lebih suka dibimbing daripada diperintah.
Bersama teknologi, generasi milenial mampu membuat koperasi menjadi lebih kekinian. Generasi milenial mampu mengubah tatanan nilai dan gaya hidup menjadi serba praktis, mudah dan digital. Misalnya nih, untuk pembukuan, menulis catatan transaksi dan tetek bengek lainnya yang terkesan ribet, bisa kok dimudahkan melalui aplikasi. Sudah tahu koperasi digital? Wah, kalo nggak tahu berarti kamu ketinggalan jaman nih.
Melalui adaptasi teknologi dan ide-ide kreatif mereka mampu memunculkan gaya hidup yang revolusioner. Dan jika ini diterapkan pada penanganan koperasi maka akan banyak inovasi-inovasi baru yang berdampak luas.
Ehmm, saya jadi membayangkan bagaimana jadinya jika Bung Hatta masih hidup, mungkin bapak koperasi ini akan tersenyum lebar. Di tangan kaum milenial inilah sebuah populasi ekonomi baru menjadi sebuah kekuatan yang akan menggerakkan roda perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.
Kaum milenial sebagai pemilik dan pengguna Koperasi jelas memiliki kontribusi besar sebagai pengendali ekonomi di era jaman now. Melihat perkembangan bisnis yang sekarang sepertinya generasi milenial lebih suka berkolaborasi daripada harus capek-capek bersaing. Di tangan mereka lah arah perekonomian kita ditentukan sampai lima tahun ke depan. Hal ini sangat sesuai dengan semangat koperasi yang berasaskan kekeluargaan dan usaha bersama.
Karena kaum milenial menjadi pemilik, pengguna sekaligus pengendali maka koperasi diharapkan menjadi badan usaha bersama yang unggul dan mampu menyejahterakan ekonomi yang inovatif dan revolusioner. Koperasi ini nggak cuma berkutat dengan kegiatan ekonomi saja, banyak juga lho yang mengadakan berbagai macam pelatihan untuk anggotanya. Biar anggotanya makin pinter, melek finansial dan teknologi di era digital.
Dengan melihat niat baik dan cita-cita luhur para pendahulu kita saat membidani lahirnya koperasi sudah sepantasnya program ini kita dukung. Pikirkan jika kita menjadi anggota koperasi dan menanam saham di dalamnya, lalu menjual barang sekaligus membeli kebutuhan kita juga di sana. Usaha milik bersama, dikelola bersama lalu dinikmati bersama. Keren, kan? Bebas finansial bikin kamu pensiun dini di usia muda kalo udah nemuin koperasi yang tepat.
Eh, udah tahu lambang koperasi? Duhh, kaum milenial gak boleh gaptek nih. Walaupun kamu udah bisa bikin ide-ide dan inovasi baru, nggak ada salahnya kok kalo kamu juga tahu lambang koperasi.

lambang koperasi terbaru
Nah, lambang koperasi terkini berbentuk Bunga yang menggambarkan perkembangan ekonomi Indonesia. Koperasi itu kan harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif. Cocok sama karakterisitik generasi milenial. Selalu itu harus berorientasi pada keunggulan dan teknologi. Pas kan?
Kuncup bunga yang membentuk lingkaran dan saling bertaut menunjukkan seluruh anggota saling bekerja sama dan berkoordinasi secara harmonis.
Lambang koperasi Indonesia memiliki bentuk empat arah mata angin.
- Hal ini dimaksudkan agar koperasi mampu menyalurkan aspirasi para anggotanya.
- bersifat kerakyatan karena manfaatnya mampu dirasakan masyarakat luas.
- Badan usaha penting yang menjunjung prinsip kebersamaan, kemandirian, keadilan dan demokrasi.
- Sebagai sarana untuk mengoptimalkan keunggulan koperasi dalam persaingan global.
Teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis, modern, berkesinambungan.
Warna pastel pada lambang koperasi memberi kesan kalem namun penuh wibawa. Warna ini juga menunjukkan pribadi yang ulet dan berkemauan keras untuk kemajuan bersama. Selain itu menunjukkan rasa bangga dan tingkat percaya diri yang tinggi.

koperasi
Nah, masih mikir kalo koperasi itu cuma buat orang kuno yang butuh pinjaman uang? Wah, kayaknya kamu kudu kenalan dulu sama ownernya tokopedia, gojek atau traveloka, nih. Lho?! Apa hubungannya? Nah, mereka ini sebenarnya menggunakan prinsip-prinsip koperasi. Sayang masih banyak yang belum ngeh. Termasuk kamu. Iya, kamu! Hehe..
***