Lihatlah air sungai itu anakku. Air yang meresap ke dalam.
Aliran airnya dibatasi tanah di kanan-kirinya, namun sesungguhnya airnya masuk meresap ke tanah yang paling dalam.
Alirannya menyebar bahkan sampai ke akar-akar pohon yang paling jauh. Mata manusia hanya sanggup melihat air yang permukaan, sementara aliran kuat yang merangsek masuk ke dalam akar-akar, kita tak mampu melihatnya.
Tak mampu. Terbatas.
Begitulah kebaikan, Anakku. Kau masih ingat perbincangan kita tadi malam?
Sesungguhnya segala ilmu dari Allah. Bukan hanya tentang mengaji kitab tapi segala ilmu. Entah itu matematika, bahasa bahkan tentang menjahit baju. “Memasak juga?” Tanya Adik. Lalu kita terkekeh geli mendengarnya.
Ilmu dari Allah itu kelak akan berguna dalam kehidupanmu.
Akar ilmu itu akan masuk merangsek ke dalam jiwamu, membantu menjalani kehidupan menjadi lebih baik. Kita tak pernah tahu, mungkin nanti ilmu itu akan mampu membantu orang lain.
Menjadi wasilah kebaikan bagi orang lain.
Menjadikan dirimu rezeki tak disangka-sangka bagi orang lain.
Dan orang lain yang telah terbantu itu akan membantu manusia yang lainnya lagi.
Dan lagi. Dan lagi. Begitu seterusnya.
Biarkan ilmu itu terus masuk merangsek ke dalam tanah, masuk ke dalam akar –akar. Bagai air yang tak lagi bisa dibendung. Terus mengalir.
Menjadi wasilah kebaikan yang terus menerus.
Air itu terus naik ke atas, menuju daun dan membantunya bermetamorfosis. Dari daun menjadi bunga dan akhirnya menjadi buah.
Kita tak pernah tahu, kebaikan itu akan berhenti sampai di mana. Sampai kita bisa merasakan buahnya.
Jadilah air yang terus merangsek kedalam tanah menemukan akar-akar…
1 Comment. Leave new
Thank you