
tips mengatur keuangan di masa pandemi
Masa pandemi seakan menjadi titik balik bagi kondisi keuangan kita. Banyak dari kita yang harus berpikir ulang mengubah strategi keuangan serta cara mengatur pengeluaran dan pemasukan dengan lebih bijak agar tetap stabil di masa sulit. Ada begitu banyak tips mengatur keuangan keluarga di masa pandemi yang bisa terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana sih tips mengatur keuangan yang terencana?
Mengelola keuangan untuk tabungan di masa depan tidaklah mudah meskipun tidak bisa dibilang sulit. Kedengarannya sepele tapi nyatanya tidak semua orang bisa menabung meskipun penghasilannya di atas rata-rata. Banyak yang terjebak dalam rat race. Dimana semakin besar pemasukan maka semakin besar pula pengeluaran. Oleh karena itu kemampuan mengelola keuangan menjadi salah satu skill penting jika ingin hidup yang berkualitas.
Gaya hidup dan perilaku yang konsumtif menjadi salah satu faktor utama. Meskipun banyak dari kita yang mudah mendapat uang namun belum tentu mampu dan tahu cara mengelola uang. Kecenderungan lebih suka menikmati hidup hanya untuk jalan-jalan, nongkrong, belanja online, nonton konser serta hiburan tersier merupakan sebuah fakta mengkhawatirkan. Sementara di sisi lain harga tanah, properti hingga kebutuhan pokok terus melambung.
Tidak jarang mereka yang bekerja bertahun-tahun ternyata tak mampu menyisihkan sepeser pun uang tabungan di masa tua. Di masa pandemi seperti sekarang ini, kalau kita tidak punya tabungan akan kelimpungan. Kerja dibatasi oleh situasi, bagi yang masih bekerja masih lumayan. Lha yang kena PHK Bagaimana?
Investasi yang tepat dan tabungan darurat adalah solusi yang tepat untuk hidup berkualitas. Ada beberapa tips mengatur keuangan keluarga di masa pandemi ini yang bisa dipraktekkan agar finansial kita lebih sehat. Yuk cek poin-poin di bawah ini:
- Rekening khusus tabungan
Di jaman sekarang sudah banyak produk perbankan yang memudahkan kita menabung sesuai kebutuhan. Hindari menabung di rekening yang sama dengan rekening untuk konsumsi bulanan. Keuangan yang campur aduk seperti ini membuat keuangan menjadi kacau. Secara psikologis melihat jumlah nominal tertentu di rekening seringkali membuat kita lupa bahwa di dalamnya ada sejumlah tabungan yang seharusnya tidak boleh dipakai kecuali dalam kondisi darurat.
- Sisihkan 10% – 20% penghasilan
Meskipun jumlahnya terlihat sedikit, tapi butuh konsistensi yang tinggi untuk bisa melakukannya. Tertib dan konsisten menjadi kunci keberhasilan. Misalnya penghasilan Mom setiap bulannya Rp 4,000,000 maka 20% dari Rp 4,000,000 adalah Rp 800,000. Nah, Rp 800,000 yang wajib dimasukkan ke rekening tabungan khusus yang tidak tercampur dengan penghasilan bulanan.
- Catatan pengeluaran
Bukukan setiap pengeluaran yang kita lakukan. Pembelian apapun jika tercatat secara rinci akan sangat membantu kita untuk mengatur keuangan setiap bulannya. Buatlah tabel pembukuan yang sangat sederhana untuk mempermudah kita mengontrol keuangan.
- Buat Rencana belanja
Rencanakan belanja selama 1 bulan ke depan. Utamakan kebutuhan primer baru kebutuhan sekunder. Mom harus bisa memilah mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang keinginan. Rencana belanja bulanan yang rinci bisa mengantisipasi kondisi tekor di akhir bulan.
- Belanja Bawa catatan
Keluar tanpa rencana saat belanja kadang bisa gelap mata. Sesuatu yang bukan kebutuhan akan terbeli tanpa perhitungan. Karena itu tidak usah malu untuk membawa catatan belanja. Dan biasakan untuk menahan godaan belanja. Seringkali kata diskon menjadi mantra ajaib yang membuat Mom kehilangan kendali keuangan dalam sekejab. Hati-hati.
- Cari penghasilan tambahan
Jika kita merasa penghasilan bulanan belum bisa untuk disisihkan sebagai tabungan. Kita bisa mencari penghasilan tambahan lainnya di luar dari penghasilan tetap, seperti berdagang online, menjadi reseller hingga freelance. Pekerjaan sampingan tidak harus mengalahkan pekerjaan utama. Keduanya bisa berjalan seiringan. Kemampuan manajemen waktu menjadi hal yang harus dikuasai jika tidak ingin keteteran di tengah jalan.
- Kurangi penggunaan kartu kredit
Terlalu banyak memiliki kartu kredit tidak baik untuk kondisi keuangan kita. Banyaknya kartu kredit hanya akan membuat kita berperilaku konsumtif dan terbiasa berhutang. Padahal belum tentu kita mampu membayar tagihan cicilan setiap bulan kan? Saya dan suami sejak awal menikah sudah memiliki kesepakatan untuk tidak berhutang jika tidak benar-benar kepepet. Kami tidak memiliki kartu kredit dan menhindari cicilan apapun.
- Berani berinvestasi
Pilihlah jenis investasi yang aman. Meski sebagian besar generasi milenial sudah mulai menabung sejak dini, tapi hanya sekian persen yang berani berinvestasi. Padahal, ada beragam manfaat dan keuntungan yang bisa didapat saat berinvestasi. Pilihan jenis investasi pun sekarang sudah semakin beragam, seperti, saham, emas hingga properti. Eh, ngeblog juga bisa menjadi investasi lho. Hehe..
Dari tips di atas mana nih yang udah Mom terapin? Sharing yuk!
2 Comments. Leave new
Benar nih, meski mau menyisihkan uang untuk invest atau nabung, pastikan semua kebutuhan pokoknya terpenuhi dulu ya mbak. Sekarang ini banyak orang berbondong bondong invest tapi gataunya utk kebutuhan pun jadi ambil dr pos lain…