![Mengapa kurikulum berubah?](https://santisuhermina.com/wp-content/uploads/2022/10/IMG-20221029-WA0015-300x225.jpg)
Implementasi Kurikulum merdeka di Indonesia
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang dalam tahap beradaptasi dengan perubahan terbaru. Hadirnya kurikulum merdeka dalam sistem pembelajaran di sekolah, rupanya menimbulkan banyak pertanyaan bagi banyak orang. Mampukah kurikulum ini memberi dampak lebih baik bagi kondisi kehidupan di Indonesia?
Tak sedikit murid atau guru yang kebingungan karena belum siapnya menerima kurikulum terbaru. Sebut saja kurikulum KTSP 2006 dan kurikulum 2013 yang menjadi patokan sebelum hadirnya kurikulum merdeka seperti saat ini. Menengok ke belakang lagi, ada kurikulum 2004, kurikulum 1994 dan kurikulum tahun sebelumnya yang mengikuti perubahan jaman saat itu.
Kurikulum yang baik memang seharusnya selalu update dengan perubahan itu. Dunia terus berubah begitu pula seharusnya kurikulum sehingga mampu menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan.
Contents
Mengapa Kurikulum Harus Berubah?
Satu hal yang perlu disadari adalah perubahan jaman yang terus berganti dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja berpengaruh pada tingkat penerimaan siswa, sehingga segala macam perubahan pun perlu untuk dilakukan. Termasuk di dalamnya perubahan kurikulum di dunia pendidikan.
Seperti saat ini. Dimana kita memasuki dunia yang serba global. Anak-anak generasi Z adalah anak-anak yang melek teknologi sehingga penerapan kurikulum yang berlaku di masa sebelum datangnya internet, sudah tidak relevan lagi.
Anak-anak generasi Z dan alfa memiliki kreativitas yang tinggi, menyukai segala sesuatu yang instan, cepat menguasai teknologi dan cerdas. Penggunaan media digital sangat mempengaruhi pola pikir mereka. Misalnya jika dulu anak-anak bercita-cita menjadi dokter, guru, atau polisi. Maka cita-cita anak sekarang bisa lebih meluas lagi, seperti menjadi gamer, youtuber, pekerja kreatif, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia digital.
Perubahan jaman inilah yang mengharuskan adanya perubahan di bidang pendidikan, agar pendidikan semakin karena mengikuti perubahan jaman. Artinya kurikulum pendidikan pun harus berubah juga agar tidak ketinggalan jaman dan dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Lalu bagaimana dengan anggapan bahwa perubahan kurikulum yang ada di Indonesia terjadi setiap kali ada pergantian Menteri Pendidikan. Apakah ganti menteri sama saja dengan ganti kurikulum? Faktanya tidak selalu seperti itu. Kurikulum diganti karena sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan siswa.
Menurut Mas Menteri, Nadiem Anwar Makarim, perubahan kurikulum merdeka yang diprakarsainya, tidak mengharuskan sekolah untuk langsung mengikuti.
Pak Nadiem sadar adanya adaptasi sebelum benar-benar bisa menerapkan kurikulum baru. Jika merasa siap dengan perubahan jaman dan mau meningkatkan kualitas pendidikan, sekolah dapat menerapkan kurikulum merdeka. Tapi jika belum siap, Nadiem memberikan kelonggaran kepada sekolah untuk tetap menggunakan kurikulum 2013 atau kurikulum darurat yaitu kurikulum 2013 yang disederhanakan untuk diimplementasikan selama masa pandemi.
Kesempatan adaptasi ini diberikan selama 2 tahun ke depan. Harapannya di tahun 2024 nanti, semua sekolah di Indonesia sudah bisa menggunakan kurikulum merdeka.
Apakah Kurikulum Merdeka itu?
Kurikulum merdeka adalah kurikulum terbaru yang diterapkan di Indonesia dengan tujuan untuk mengasah minat dan bakat anak didik sejak dini. Fokus utamanya yaitu materi essensial, pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik.
Awalnya kurikulum merdeka ini diuji cobakan kepada 2500 sekolah di Indonesia. Sekarang jumlahnya bertambah menjadi 143.265 sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka. Ini menunjukkan adalanya peningkatan yang signifikan. Padahal kurikulum merdeka ini baru diresmikan oleh Nadiem pada 22 Februari 2022 lalu.
Kurikulum Merdeka memiliki konsep yang berbeda dari kurikulum sebelumnya, yaitu adanya pembagian 6 fase dimulai dari SD sampai SMA. Inti dari kurikulum merdeka ini adalah merdeka belajar. Artinya siswa diberikan kebebasan untuk memilih pelajaran yang mereka sukai dan tidak dipaksa untuk mempelajari semua mata pelajaran seperti yang ada pada kurikulum 2013.
Perbedaan ini terlihat pada jenjang SMU, dimana sebelumnya ada pembagian IPA, IPS dan Bahasa. Maka di kurikulum merdeka, pembagian itu sudah tidak ada lagi.
Karakteristik Kurikulum Merdeka
Bagi yang masih bingung dengan keberadaan kurikulum merdeka, berikut ini dijelaskan karakteristik kurikulum merdeka yang ada sekarang, yaitu :
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang dilakukan melalui studi kasus atau proyek. Nama proyeknya yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang bersifat lintas mapel. Melalui proyek ini, siswa akan diajak untuk melakukan observasi langsung terhadap masalah yang diambil dari konteks lokal dan memberikan solusi bagi masalah tersebut.
Melalui proyek ini, siswa diharapkan lebih memahami konsep pelajaran karena siswa terlibat langsung dalam praktek. Jadi bukan hanya mendapatkan materi pelajaran saja di kelas.
2. Fokus pada Materi Essensial
Materi essensial maksudnya yaitu materi pembelajaran yang mendekatkan siswa dengan kehidupan siswa yang bersangkutan, membuka kesempatan untuk berdiskusi yang tujuannya untuk mengasah ketajaman siswa dalam bernalar dan membangun kreativitas para siswa.
3. Fleksibilitas bagi Guru
Guru juga berperan aktif dalam mengikuti perkembangan pembelajaran anak didiknya di sekolah dan memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didiknya. Cara mengajar para guru inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaan kurikulum merdeka di sekolah.
Cara Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Sekolah
Untuk menerapkan kurikulum merdeka di sekolah dengan sukses, para guru harus mampu mengimplementasikan beberapa hal seperti cara berikut ini :
1. Guru Harus Fokus ke Materi Essensial dan Pengembangan Kompetensi Siswa Didik
Materi essensial yang diberikan yaitu literasi dan numerasi. Karena itu guru hanya perlu mempersiapkan materi yang berhubungan dengan kompetensi siswa. Guru bisa berkreasi sekreatif mungkin dalam memberikan materi dan memberikan pemahaman yang baik pada siswanya. Dengan demikian tujuan pembelajaran pun lebih tepat sasaran.
2. Guru Harus Bisa Memahami Siswanya
Dalam kurikulum merdeka, seorang guru harus bisa memahami bagaimana siswanya. Poin utamanya adalah kebebasan berpikir, kebebasan dalam memilih materi serta kebebasan dalam mengeksplorasi kompetensi siswa, sehingga kemampaun atau potensi siswa dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Dalam memahami siswanya, guru pun perlu memperhatikan karakter siswa, sehingga dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan karakter dan tingkat kemampuan anak dalam menerima pembelajaran. Dengan demikian, anak jadi lebih memahami pelajaran karena gurunya sangat memperhatikan dirinya. Kualtas belajar pun jadi meningkat.
3. Guru Harus Mengetahui Kemampuan Siswanya
Guru yang berhasil mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswanya, biasanya akan berhasil membimbing siswanya menemukan sistem belajar yang tepat. Dengan demikian potensi, kompetensi serta kemampuan siswa dapat dikelompokkan dengan lebih baik.
Siswa pun akan terbantu dalam mempelari ilmu yang diminati karena guru akan memberikan pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa tersebut. Guru yang mengikuti siswa, bukan siswa yang mengikuti gurunya.
4. Guru Harus Mempunyai Orientasi yang Holistik
Orientasi pembelajaran yang diberikan guru harus bertujuan untuk memberikan pemahaman siswa akan pelajaran yang diberikan. Karena itulah guru diharapkan dapat memberikan materi secara praktek nyata.
Siswa dibebaskan untuk mengeksplor kemampuannya. Tentunya dengan bimbingan guru agar siswa memahami apa yang dipelajarinya di kelas. Dengan metode proyek begini, siswa pun terhindar dari rasa bosan dan cenderung senang karena ada praktek nyata.
5. Guru Harus Bisa Menerapkan Karakter Pelajar Pancasila kepada Muridnya
Pelajar pancasila maksudnya adalah siswa yang siap dalam memilih minat, bakat serta kemampuan diri sehingga siswa mampu untuk tumbuh dan bekembang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Cerdas, religius, musyawarah mufakat, menolong sesama dan tidak membeda-bedakan teman.
Karakter pemuda Pancasila adalah karakter yang merdeka, bebas memilih minat dan bakat siswa, mampu membuat karya dan berkolaborasi dalam berbagai hal dengan baik. Guru dapat menerapkan karakter pelajar Pancasila ini melalui pembentukan kelompok kecil di kelas dan meminta siswa untuk diskusi memecahkan masalah.
Dari kelompok kecil tersebut, siswa akan belajar bagaimana mengemukakan pendapat di muka umum, kritis, gemar bergotong royong, musyarawah untuk mencapai kata mufakat, sehingga siswa pun tumbuh menjadi lebih mandiri, kreatif dan inovatif.
Kesimpulan
Kurikulum Merdeka diharapkan mampu meningkatkan kemampuan belajar sehingga kualitas belajar lebih baik. Siswa pun akan lebih bahagia jika gurunya mampu mengimplementasikan kurikulum merdeka di kelas. Kenapa?
Karena siswa lebih mudah untuk mempelajari materi pelajaran yang disukainya dan menentukan minat serta bakat yang ada dalam dirinya. Pola pikir anak pun jadi lebih berkembang dan kreativitasnya akan terus teruji.
Merdeka belajar yang menjadi dasar diterapkannya kurikulum merdeka ini sangat mendukung siswa untuk menunjukkan seberapa tinggi kemampuan yang dimilikinya. Dengan dukungan penuh dari guru di kelas, siswa pun dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas, mandiri dan berjiwa Pancasila.
Jadi bagaimana? Sudah siap maju bersama kurikulum merdeka dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?
oleh: Santi suhermina
3 Comments. Leave new
Mantab, terimakasih sharing ilmunya
Wahhh..betul sekali…kurikulum harus berubah karena zaman berubah
Setuju, kurikulum harus bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman