incip kuliner buat emak-emak kayak aku kayaknya selalu seru deh. Setiap kali jalan-jalan atau traveling ke mana gitu selalu aja nemu berbagai jenis makanan yang menarik dan unik.
Nah,hal-hal yang unik dan menarik ini sering kali bikin aku kepo untuk tahu ada cerita apa dibaliknya. Dan ternyata benar, kuliner bukan hanya masalah enak di lidah atau tidak. Ada nilai-nilai filosofi di balik pemilihan bahan, nama atau bahkan warnanya.
Cerita-cerita kehidupan, pelajaran tentang kejujuran, kasih sayang, persahabatan ternyata mampu menjadi latar belakang kuat dari sebuah produk kuliner.
Seperti halnya nasi goreng. Aku pikir penciptanya pasti seorang yang jenius. Bagaimana ia bisa mengubah bahan-bahan yang abai dan bahkan hampir dibuang menjadi sebuah masakan favorit yang disukai banyak orang.
Kisah-kisah filosofi kehidupan ini seringkali membuatku kagum pada kecerdasan para nenek moyang. Bagiku mereka adalah kreator yang ulung. Karya-karya mereka abadi di setiap lidah yang mencecap nikmat.
Belajar tentang nilai-nilai filosofi makanan sama artinya dengan belajar tentang budaya suatu bangsa. Satu hal yang ternyata saya sadari, kemajuan suatu bangsa ternyata tak lepas dari bagaimana makanan dari negara tersebut menginvensi daerah di bawah teritorialnya.
Dengan menyadari nilai-nilai filosofis tersebut mampu membuat kita tak lagi memandang remeh makanan apapun yang tersaji di depan meja.
Duh, jadi sedih deh kalo liat ada yang masih suka buang-buang makanan. Baca deh postinganku.