![rumah ideal keluarga kecil](https://santisuhermina.com/wp-content/uploads/2021/10/4-FILEminimizer-300x277.jpg)
Alasan kenapa kami pindah rumah dari ruko yang lama
Jika ditanya apa arti rumah bagi keluarga kecil kami? Maka jawabannya rumah adalah segalanya. Bagi kami rumah adalah tempat istirahat paling nyaman bersama keluarga. Di sini kami mulai membangun mimpi-mimpi untuk masa depan sembari menemani anak-anak bermain. Sebuah kebahagiaan tersendiri saat bisa menyaksikan mereka tumbuh dan berkembang optimal di rumah sendiri.
Awalnya saya tinggal di sebuah ruko milik keluarga suami. Ruko itu sangat strategis karena berada langsung di pinggir jalan raya. Selain itu lokasinya berseberangan tepat dengan sebuah kampus besar di kota Malang.
Sekilas kondisi ini terlihat ideal karena ada banyak kemudahan dan peluang yang sulit kami dapatnya ketika masih tinggal di kampung. Salah satunya saya bisa membuka usaha penerjemah bahasa asing untuk mahasiswa. Di sisi lain kami bisa mengakses banyak hal karena hampir semua kebutuhan ada di sini. Fasilitas umum seperti sarana pendidikan anak, pusat hiburan, pusat belanja seperti mall, perpustakaan kota semua dekat dan sangat terjangkau.
Namun kemudahan akses fasilitas umum ini juga dibarengi dengan masalah kemacetan yang seakan sulit diurai. Jalan raya di depan rumah adalah salah satu area terpadat di kota Malang. Jangan ditanya bagaimana macetnya saat wisuda atau ketika kampus kedatangan tamu tokoh penting. Wah, saya sampai jengkel kalau ingat mau nyeberang jalan hanya untuk membeli gula satu kilo di minimarket depan saja harus menunggu hampir setengah jam sampai kondisi benar-benar aman. Sepeda motor yang berlalu lalang sudah seperti arena balapan yang membuat saya sport jantung setiap kali hendak menyeberang jalan. Yaaah, rasanya seperti inilah kira-kira.
![rumah yang ramah anak](https://santisuhermina.com/wp-content/uploads/2021/10/1-269x300.jpg)
Alasan kenapa kami pindah rumah
Di atas ruko yang saya tempati terdapat 19 kamar kos. Kami tinggal di ruang induk yang terpisah. Meski terpisah namun saya bertanggungjawab terhadap masalah apapun yang terjadi di ruang atas. Tinggal bersama 19 anak muda dengan berbagai karakter bukan hal yang mudah. Mulai dari memasukkan lawan jenis ke kamar, buang sampah sembarangan, masalah kehilangan barang sampai abai pada jam malam menjadi makanan sehari-hari yang seringkali membuat saya pusing dan mengeluh pada suami.
baca: Pengalaman menjadi ibu kost
Sekitar dua tahun lebih beberapa bulan kami tinggal di ruko itu. Sampai suatu ketika ada kebijakan dari pemda setempat bahwa jalan raya di depan ruko dibuat satu arah. Kebijakan ini ternyata justru membuat para penggendara terutama sepeda motor semakin menggila. Bahkan saya pernah saat sedang menggedong bayi anak kedua tiba-tiba ada sepeda motor nyelonong masuk dan menabrak tepat di sebelah saya. Jika saja saya bergeser beberapa senti dari tempat semula entah saya tak mampu membayangkan apa yang akan terjadi.
Kondisi jalan raya yang sudah seperti arena F1 membuat saya hampir setiap hari menyaksikan kecelakaan di depan mata. Entah sudah berapa kali saya menyiram darah bekas kecelakaan di halaman rumah. Sampai suatu ketika anak kedua kami, Syandana, yang berumur sekitar 1,5 tahun mulai belajar berjalan tanpa sepengetahuan saya kabur dari gerbang rumah karena keteledoran salah satu anak kos yang lupa menutup pintu.
Tau nggak, saking traumanya liat sepeda motor tuh di otak saya benar-bener ilustrasinya kayak gini:
![rumah minimalis modern](https://santisuhermina.com/wp-content/uploads/2021/10/2-300x235.jpg)
Ini alasan kenapa kami pindah rumah segera
Jantung saya seakan berhenti berdetak saat tangan ini berhasil menyambar tubuh kecil Syandana yang sudah mencapai bibir jalan raya. Saya menjerit histeris lalu menggendongnya sambil berlari. Kepala ini langsung berdenyut-denyut, mata saya nanar dengan dada sesak dan panas. Segelas air putih yang saya minum pun rasanya percuma tak mampu menghilangkan ketakutan ini. Ya, saya trauma.
Peristiwa ini menjadi titik balik bagi kami untuk pindah dan mencari tempat baru yang lebih ramah anak. Keinginan saya waktu itu yang penting pindah secepatnya. Pencarian rumah ini ternyata tidak semudah yang kami bayangkan. Ada yang harganya pas di kantong tapi kondisi rumahnya sudah tidak layak huni. Ada yang lokasinya kami suka tapi ternyata harganya di atas kemampuan kami. Kami bahkan sempat kepikiran untuk mencari pinjaman di bank namun buru-buru kami tepis keinginan itu. Kami ngeri dengan bunga bank dan merasa tidak sanggup jika harus menanggung hutang sampai belasan tahun lamanya. Kami berkomitmen menghindari hutang semata-mata agar hidup lebih tenang.
Sampai akhirnya kami menemukan satu rumah kecil yang ramah anak. Meski bangunan lama namun kami suka karena kondisi airnya lancar dan bersih. Masalah air ini sangat krusial di tengah perkampungan padat penduduk seperti ini. Kondisi ini membuat saya bersyukur karena tidak seperti hunian sebelumnya yang airnya sering macet dan berwarna keruh. Dan yang paling kami suka rumah ini dekat dengan TPQ, masjid dan sekolah sehingga saya tidak perlu antar jemput setiap hari. Kami ingin anak-anak bisa mandiri dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Dengan berbekal sedikit tabungan, ditambah pinjaman tanpa bunga dari saudara dan tempat kerja akhirnya kami bisa membeli rumah kecil ini. Kenapa saya bilang ramah anak? Karena rumah kami berada di gang sempit yang tidak langsung bersinggungan dengan jalan raya sehingga anak-anak bebas bermain di depan rumah tanpa khawatir lagi.
Menempati rumah sendiri memang sangat menyenangkan. Kami mengisinya dengan barang-barang dan berbagai pritilan sesuai impian. Kami bisa bernafas lega sementara. Namun ternyata permasalahan tidak selesai sampai di sini. Kondisi rumah tua jelas membuat kami harus putar otak untuk renovasi. Ada saja yang bocor dan beberapa titik kritis yang harus diperbaiki agar tidak berbahaya bagi penghuninya. Belum lagi anak-anak yang semakin besar ternyata membutuhkan ruang yang lebih luas lagi.
![desain rumah minimalis](https://santisuhermina.com/wp-content/uploads/2021/10/3-FILEminimizer-300x279.jpg)
Alasan kenapa kami pindah rumah dan pingin hunian yang kayak gini
Lalu kami berusaha mencari informasi tentang renovasi rumah mulai dari desain sampai budget yang dibutuhkan. Nah, setelah bertanya ke sana sini ternyata kami sepakat untuk merancang ulang dengan gaya minimalis. Kenapa memilih minimalis? Selain karena saya dan suami suka desain yang simple dan tidak ribet, kami memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu agar tidak mengganggu para tetangga yang rumahnya saling berdekatan.
Nah, waktu melihat contoh-contoh desain rumah minimalis modern saya langsung tertarik dan semakin bersemangat untuk merenovasi rumah. Desain yang sederhana dan tidak berlebihan dengan warna-warna pastel yang lembut pasti membuat kami semakin betah di rumah. Kami ingin sesimpel mungkin namun dengan komposisi yang pas sehingga tetap terlihat cantik dan nyaman. Apalagi saat ini desain rumah minimalis modern sedang hits di kalangan milenial wah jadi semangat nih.
Sering lho saya dan suami berdiskusi tentang rumah idaman minimalis yang pas di hati kami berdua. Salah satu impian kami adalah membangun lantai dua dengan tempat jemuran yang lebih lega. Selain itu kami butuh tempat parkir yang lebih luas karena rasanya kami harus menambah jumlah kendaraan lagi untuk mobilisasi kerja yang lebih baik. Wah, sekarang saya lagi scrolling contoh gambar-gambar rumah idaman minimalis di web nih. Semoga segera bisa terealisasi tahun depan. Bismillah. Doakan ya.
1 Comment. Leave new